Penyakit Pikun (Demensia) Tanda Awal dan Mencegahnya

MyNurz Indonesia - Penyakit Pikun (Demensia) Tanda Awal dan Mencegahnya

Ketika seseorang mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian, sering hilang ingatan, atau kebingungan, sering ada anggapan bahwa ia mengalami pikun (demensia). Sebetulnya demensia bukanlah penyakit tunggal dengan beragam gejala. Demensia juga punya kemiripan dengan delirium sehingga perlu pemeriksaan oleh dokter untuk memastikan kondisi ini.

Mengenal Demensia

Demensia atau yang lebih dikenal dengan pikun adalah kondisi neurologis yang mempengaruhi fungsi kognitif, antara lain kemampuan berpikir, mengingat, dan membuat keputusan, termasuk mengerjakan aktivitas sehari-hari. Demensia bersifat kronis dan progresif yang berarti gejalanya berkepanjangan dan cenderung kian buruk seiring dengan waktu.

Pikun (demensia) adalah istilah umum yang meliputi berbagai penyakit dan kondisi yang mengakibatkan gangguan kognitif. Terdapat beberapa jenis demensia, seperti:

  • Penyakit Alzheimer: terjadi kerusakan sel-sel otak yang mengganggu komunikasi antar-sel saraf, merupakan bentuk demensia paling umum menurut CDC

  • Demensia vaskular: terjadi kerusakan pembuluh darah di otak, bisa disebabkan oleh stroke atau penyakit pembuluh darah

  • Demensia Lewy Body: akumulasi protein yang disebut Lewy bodies di otak menyebabkan gangguan kognitif dan gejala lain, seperti perubahan perilaku dan gangguan gerakan

  • Demensia frontotemporal: kelompok penyakit yang mempengaruhi daerah frontal dan temporal otak yang berperan dalam fungsi kepribadian, perilaku, dan bahasa

Demensia bisa terjadi pada siapa saja, tapi lebih banyak dijumpai pada kalangan lanjut usia. Namun demensia bukanlah kondisi yang normal pada orang lanjut usia. Ada langkah-langkah pencegahan bisa dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan risiko terjadinya demensia di usia senja.

Gejala

Gejala demensia bisa berbeda-beda sesuai dengan jenis dan tingkat keparahan penyakit yang diderita. Umumnya mencakup:

  • Sulit mengingat sesuatu atau kejadian dalam jangka pendek dan jangka panjang

  • Kesulitan mempertahankan perhatian dan konsentrasi

  • Kesulitan berbicara atau memahami bahasa

  • Sulit merumuskan pemecahan masalah

  • Perubahan suasana hati, termasuk kecemasan, depresi, atau mudah marah

  • Kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari, termasuk berpakaian, makan, atau mandi

  • Perubahan perilaku, antara lain kebingungan, delusi, atau halusinasi

Adapun tanda yang mengarah ke demensia antara lain:

  • Tersesat di lingkungan yang sudah dikenal

  • Menggunakan kata yang tak lazim untuk menyebut objek yang familiar

  • Lupa nama teman atau anggota keluarga yang dekat

  • Tak bisa melakukan pekerjaan sehari-hari secara mandiri

Penyebab

Pikun (Demensia) terjadi karena adanya perubahan pada bagian otak tertentu yang menyebabkan sel saraf atau neuron dan koneksinya tak lagi bisa bekerja dengan baik. Para peneliti masih menyelidiki kenapa dan bagaimana perubahan ini bisa terjadi pada beberapa orang, tapi tidak pada orang lain. Pada beberapa orang, diketahui ada varian genetik langka yang diduga bisa menyebabkan dementia.

Faktor yang bisa meningkatkan risiko antara lain:

  • Pertambahan usia; faktor risiko terbesar, sebagian besar kasus demensia terjadi pada usia 65 tahun ke atas

  • Riwayat keluarga yang mengalami demensia

  • Kondisi kesehatan jantung buruk, termasuk tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol tinggi

  • Kebiasaan merokok

  • Cedera kepala, terutama bila parah atau terjadi berulang

Cara Dokter Mendiagnosis Dimensia

Dokter perlu menjalankan serangkaian tes untuk mendiagnosis demensia. Tes ini antara lain bertujuan mengecek kondisi fisik dan menguji kemampuan perhatian, memori, pemecahan masalah, dan kemampuan kognitif lain pada pasien. Dokter juga akan mengecek riwayat kesehatan pasien dan keluarga, termasuk gejala yang dialami dan berapa lama gejala itu terjadi.

Untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab gejala lain, dokter bisa meminta pasien menjalani tes laboratorium. Pemindaian otak dengan tomografi komputer (CT) atau resonansi magnetik (MRI) juga mungkin dibutuhkan untuk memperoleh gambaran detail otak guna memastikan kemungkinan kondisi medis lain yang menyebabkan gejala serupa.

Cara Mengatasi Dimensia

Penanganan demensia bergantung pada kondisi yang melatarinya. Demensia yang berkaitan dengan penurunan fungsi sel saraf seperti Alzheimer tak bisa diobati. Pengobatan hanya bertujuan menjaga otak dari risiko kerusakan dan mengendalikan gejala.

Perubahan gaya hidup dengan menerapkan pola makan gizi seimbang, olahraga teratur, dan manajemen stres juga penting untuk mendukung kesehatan otak. Selain itu, dukungan sosial dan psikososial dibutuhkan bagi pengidap demensia agar mereka merasa mendapat dukungan dan pendampingan dari orang yang disayangi.

Yang tak kalah penting adalah menciptakan lingkungan yang mendukung perawatan, seperti menjaga suasana yang tenang dan bersih. Menciptakan rutinitas bagi penderita demensia juga baik untuk membantu menguatkan kemampuan ingatan.

Komplikasi

Demensia bisa menyebabkan komplikasi yang mempengaruhi kualitas hidup mereka. Misalnya:

  • Gangguan perilaku dan psikologis, termasuk depresi, gangguan kecemasan, dan delusi

  • Penurunan tingkat kemandirian, butuh bantuan dalam aktivitas sehar-hari

  • Masalah nutrisi dan penurunan berat badan

  • Risiko jatuh dan cedera

  • Mengalami kondisi medis lain, termasuk infeksi yang membahayakan

Pencegahan

Tidak ada cara pasti untuk mencegah demensia. Namun terdapat sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risikonya, seperti:

  • Rutin melatih kesehatan otak, misalnya dengan rutin membaca, menulis, bermain musik, dan memainkan permainan yang mengasah pikiran

  • Menjaga hubungan sosial

  • Mencoba hal-hal baru

  • Menerapkan gaya hidup sehat, termasuk dengan rutin berolahraga, tidak merokok, dan makan makanan bergizi

  • Mengelola faktor risiko kesehatan

  • Melindungi kepala dari risiko cedera

  • Mengendalikan stres dan istirahat yang cukup

Kapan Harus ke Dokter?

Gejala pikun (demensia) terjadi secara bertahap dan mungkin terlewatkan hingga kondisi telanjur memburuk. Karena itu, bila merasa ada faktor demensia atau curiga mengalami gejalanya, sebaiknya periksakan diri ke dokter agar mendapat kepastian. Penanganan sedini mungkin bisa membantu pasien mempertahankan kualitas hidup dan menghindari komplikasi.

Temukan Layanan Onestop Perawatan Home Care di MyNurz Indonesia

Anda juga bisa memesan dokter home visit atau memanggil layanan perawatan homecare Jakarta melalui MyNurz, telepon/WA 0811 1929 119 atau kunjungi website www.mynurz.co.id Anda dapat menanyakan pemesanan/penyewaan alat kesehatan, beragam program perawatan home care seperti program perawatan pasca stroke, program perawatan kanker, program perawatan diabetes, program perawatan luka pasca operasi, dimensia, alzheimer, program perawatan travel nurse, dokter home visit dan program perawatan home visit.

MyNurz merupakan layanan perawatan kesehatan online untuk menyediakan perawat, perawat caregiver, fisioterapis, terapis okupasi dan terapis wicara yang bisa datang ke rumah. Orang tua merasa nyaman saat tetap berkumpul di rumah dan tetap mendapat perawatan dari jasa home care perawat lansia. Anda juga dapat leluasa meninggalkan orang tua di rumah saat harus beraktivitas di luar rumah.

Next
Next

Berikut Gejala Awal Bipolar: Kenali Tanda-Tanda dan Segera Lakukan Penanganan