Celine Dion dan Stiff Person Syndrome, Bisa Sembuh?
Penyanyi Celine Dion baru-baru ini didiagnosis dengan kelainan neurologis langka yang disebut Stiff Person syndrome yang menyebabkannya mengalami kejang otot yang parah. Dilansir dari Livescience, penyanyi ikonik itu mengumumkan hal tersebut pada 8 Desember 2022 melalui sebuah video Instagram.
"Kami sekarang tahu inilah yang menyebabkan semua kejang yang saya alami," kata Celine dalam video tersebut.
"Sayangnya, kejang ini memengaruhi setiap aspek kehidupan sehari-hari saya, terkadang menyebabkan kesulitan saat berjalan dan tidak memungkinkan saya menggunakan pita suara untuk bernyanyi seperti biasanya."
Karena SPS, Celine Dion mengumumkan bahwa ia akan menunda pertunjukan musim semi yang sudah dijadwalkan dan membatalkan pertunjukan musim panasnya.
Apa itu Stiff Person Syndrome?
Menurut Cleveland Clinic, stiff-person syndrome adalah penyakit autoimun langka yang menyerang sistem saraf pusat, seperti otak dan sumsum tulang belakang. Seseorang yang mengalami penyakit langka ini akan mengalami kekakuan otot yang menjalar ke area kaki dan bagian tubuh yang lain.
Otot kaku tersebut bisa menyerang secara tiba-tiba atau dipicu oleh suara yang cukup keras, stres, bahkan sentuhan. Kondisi ini kemudian bisa membuat penderitanya kesulitan untuk berjalan atau bergerak.
Penyebab Stiff Person Syndrome
Dilansir dari National Organization for Rare Disorders (NORD), penyebab stiff-person syndrome belum diketahui secara pasti. Bahkan, hanya ada satu di antara satu juta orang yang pernah mengalami kondisi ini.
Sedangkan menurut Cleveland Clinic, ada beberapa kondisi kesehatan tertentu yang akan meningkatkan risiko seseorang terkena stiff-person syndrome, seperti: Penyakit autoimun, termasuk diabetes, gangguan tiroid, vitiligo, dan anemia pernisiosa. Beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara, paru-paru, ginjal, tiroid, usus besar, dan limfoma Hodgkin.
Kondisi ini mempengaruhi wanita dua kali lebih banyak daripada pria, dikutip dari Genetic and Rare Diseases Information Center (GARD).
Gejala Stiff Person Syndrome
Gejala stiff-person syndrome biasanya akan muncul secara bertahap dan akan menyebabkan kelumpuhan, serta akan berujung pada kematian pada beberapa kasus.
Tingkat keparahan stiff person syndrome bervariasi pada setiap orang. Kondisinya bisa berkembang selama beberapa bulan dan mungkin tetap stabil selama beberapa tahun atau perlahan-lahan memburuk. Berikut tanda-tanda stiff person syndrome dikutip dari Rare Disease:
Nyeri punggung
Kelainan bentuk tulang punggung
Kejang otot
Agoraphobia atau kecemasan berlebihan ditempat terbuka
Miokionus atau kontraksi otot seperti kedutan yang sulit dikendalikan
Radang tiroid
Pengobatan Stiff Person Syndrome
Pengobatan untuk stiff-person syndrome didasarkan pada gejala pada pasien.
Dokter spesialis saraf mungkin akan memberikan terapi fisik atau akupasi terapi beserta obat-obatan, seperti obat diazepam oral (anticemas serta pelemas otot); ataupun obat pereda kejang otot, misalnya baclofen dan gabapentin.
Sebuah studi yang didanai National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS) menunjukkan, pengobatan imunoglobulin intravena (IVIg) efektif untuk mengurangi kekakuan serta kepekaan pasien pada stres, kebisingan, sentuhan, sekaligus membantu keseimbangan pada pasien SPS.
IVIg sendiri punya imunoglobulin (antibodi yang secara alami diproduksi sistem kekebalan tubuh) yang berasal dari donor orang sehat.
Periksakan diri ke dokter apabila kamu mengalami kejang dan kaku otot yang sering terjadi dan bahkan memberat, serta mengganggu aktivitas sehari-hari.
Apabila Anda masih punya pertanyaan seputar Stiff-person syndrome, konsultasikan dengan dokter spesialis saraf. Jangan tunggu gejalanya semakin berat.
Terima kasih sudah membaca artikel kami, semoga bermanfaat bagi anda. Jika anda membutuhkan jasa layanan homcare, anda bisa menghubungi call center kami melalui nomor telphone 021-27899963 atau whatsapp 08111929119.
Mari sehat bersama MyNurz!