Ketahui Ciri, Penyebab dan Cara Mengatasi Speech Delay.

Anak yang periang, penuh tawa, dan senang bercerita tentu merupakan dambaan semua orang tua. Namun, ada kalanya sejumlah anak mengalami keterlambat bicara atau speech delay.

 Biasanya, balita yang mulai memasuki usia 2 tahun akan semakin cerewet. Ini dikarenakan ia mulai belajar bahasa serta struktur kata, sehingga kemampuan berbicaranya akan semakin halus dan jelas.

Namun, bagaimana kalau Si Kecil sudah berumur lebih dari 2 tahun namun jarang berbicara? Apakah itu termasuk tanda anak speech delay? Mari ketahui segala hal penting mengenai anak yang terlambat bicara.

 Speech delay adalah adanya keterlambatan perkembangan bicara dan Bahasa. Sebenarnya tak ada patokan usia untuk perkembangan bahasa balita. Hal ini karena setiap anak memang memiliki tahap perkembangan yang berbeda. Namun anda wajib waspada jika si buah hati memiliki ciri-ciri berikut:

  1. Jarang mengeluarkan suara. Biasanya sejak usia 9 bulan si kecil sudah bisa mengucapkan beberapa kata seperti “mama” atau “papa” dan di usia 12 bulan mereka sudah bisa mengidentifikasi beberapa objek yang berada di sekitarnya.

  2. Tidak merespon sekitar. Setelah memasuki usia 8 bulan, si kecil biasanya akan merespon saat kita panggil atau ajak bicara.

  3. Tidak mengerti gestur dan gerak tangan. Meskipun balita belum bisa berbicara, pada umumnya mereka akan mengerti gestur dan gerak tangan yang dilakukan orang lain. Seperti saat melambaikan tangan saat akan berpisah atau menirukan kiss bye.

  4. Hanya dapat melakukan sedikit kosakata. Pada umur 1 tahun, anak seharusnya sudah mengoceh dan bisa menggunakan huruf konsonan pada saat berbicara (seperti p, b, m, d, dan n). Biasanya proses mengoceh dimulai dengan cara meniru suara yang ia dengar, lalu ditambah dengan 1 atau 2 kata lainnya.

  5. Tidak bisa menirukan ucapan orang lain. Jika si Kecil tidak bisa mengikuti dengan baik nada dan jenis suara yang anda ucapkan, ada beberapa kemungkinan yang perlu diwaspadai.

Banyak faktor yang menyebabkan anak mengalami keterlambatan bicara. Berikut beberapa hal yang bisa menjadi pemicu anak mengalami speech delay, antara lain:

  1. Masalah pendengaran. Anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran mungkin mengalami kesulitan untuk mengatakan, memahami, meniru, dan menggunakan bahasa.

  2. Gangguan fungsional. Gangguan fungsional biasanya akan membaik seiring usia anak karena gangguan ini termasuk gangguan paling ringan.

  3. Bibir sumbing. Selain bibir sumbing, anak yang memiliki lidah pendek, ataupun kelainan pada rahang dapat mengalami speech delay.

  4. Kurang stimulasi. Tak selalu karena faktor medis, penyebab anak terlambar bicara juga karena jarang diajak berkomunikasi oleh orang disekitarnya.

  5. Gangguan pada saraf. Adanya gangguan pada otak yang dapat memengaruhi sistem saraf reseptif (penerimaan) dan ekspresif (cara bicara). Biasanya ini terjadi pada mereka yang mengalami kondisi Autisme, ADHD, Cerebral Palsy.

  6. Kekurangan Gizi. Nutrisi yang tidak terpenuhi dengan baik juga membuat anak mengalami speech delay.

Keterlambatan berbicara yang tidak ditangani dengan tepat dan cepat, akan berakibat pada tumbuh kembangnya, seperti masalah saat mempelajari membaca dan menulis serta sulit memahami kalimat. Anak akan menjadi kurang percaya diri ketika bermain atau berbicara dengan teman-temannya. Untuk hal lain, tentu ini berhubungan dengan gangguan emosi atau mental seperti kecemasan dan depresi. Hal ini karena sulit mengekspresikan apa yang diinginkan atau dirasakan.

Penting melakukan pemeriksaan perkembangan bicara anak yang terdiri dari:

  1. Gerak kasar, Ini adalah pemeriksaan untuk melihat perkembangan dari penggunaan otot-otot besar dan gerakan berpindah tempat. Misalnya, bayi tengkurap, belajar duduk, berjalan, naik-turun tangga, berlari, meloncat, dan sebagainya.

  2. Gerak Halus, Pemeriksaan perkembangan gerak halus merupakan tahapan dari pergerakan otot-otot kecil dan gerakan koordinasi tubuh. Pemeriksaannya meliputi apakah Si Kecil bisa diajak melakukan kontak mata, apakah bola matanya bisa mengikuti benda yang digerakkan, dan lain sebagainya.

  3. Perkembangan bahasa dan bicara, apakah si kecil bisa mendengar atau tidak, memiliki pemahaman terhadap kata-kata, kemampuan mengoceh, atau mengeluarkan kata bermakna, dan sebagainya.

  4. Perkembangan personal sosial, Ini adalah gabungan semua keterampilan anak berdasarkan usia, yang berhubungan dengan tugas-tugas tentang kemandirian dan interaksi sosial anak di kemudian hari, seperti kemampuan berteman dengan anak seusianya dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.

  5. Evaluasi dengan ahli, dapat menemui ahli patologi bahasa atau konsultasi dengan dokter anak. Biasanya akan dilakukan serangkaian tes untuk mengetahui sejauh mana permasalahan speech delay ini. Berdasarkan hasil tes, ahli patologi wicara-bahasa akan merekomendasikan terapi wicara untuk anak.

Jika buah hati anda mengalami tanda-tanda di atas, segera lakukan pemeriksaan ke dokter anak dan lakukan terapi wicara sesegera mungkin untuk meminimalisir dampaknya dikemudian hari.

Terima kasih sudah membaca artikel kami, semoga bermanfaat bagi anda. Jika anda sedang mengalami permasalah yang sama dan membutuhkan jasa layanan terapi wicara homecare, anda bisa menghubungi call center kami melalui nomor telphone 021-27899963 atau whatsapp 08111929119.

Mari sehat bersama MyNurz!

Previous
Previous

Tulang Ekor Anda Sering Nyeri? Ini Penyebab & Cara Mengobatinya.

Next
Next

Kenali Ciri Kelainan Pada Tulang & Cara Penangananya.